Apa Itu Majas Personifikasi? Ciri-ciri, Fungsi dan Contohnya
Apa Itu Majas Personifikasi? Ciri-ciri, Fungsi dan Contohnya – Gaya bahasa atau majas adalah salah satu cara penggunaan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh bahasa Indonesia.
Penggunaan majas ini dapat menimbulkan efek-efek khusus pada sebuah karya sastra. Salah satunya adalah untuk membuat karya sastra tersebut menjadi lebih hidup dan lebih menarik.
Majas ini sering digunakan dalam penulisan prosa atau puisi atau karya sastra jenis lainnya. Dilihat dari frekuensi penggunaannya, puisi lebih banyak menggunakan majas daripada prosa. Lanjut kita ke Pengertian Majas Personifikasi.
Definisi Majas Personifikasi
Majas Personifikasi adalah majas yang menggunakan sifat-sifat manusiawi atau insani pada sebuah benda mati dimana seakan-akan benda mati tersebut hidup dan dapat bertingkah laku layaknya manusia.
Kita pasti sering sekali membaca contoh atau ungkapan yang menggunakan kalimat personifikasi, mungkin kita tidak begitu menyadarinya. Majas personifikasi merupakan salah satu majas yang hampir serupa dengan majas metafira dimana keduanya merupakan majas perbandingan.
Tapi pada kenyataannya, majas personifikasi dimasukkan ke dalam grup majas metafora oleh sebagian besar ahli tata bahasa atau linguistik. Istilah personifikasi sendiri memiliki makna perumpamaan atau pelambangan benda-benda agar memiliki sifat seperti manusia.
Benda-benda yang digunakan sebagai perumpamaan seolah-olah dibuat hidup dengan sifat-sifat kemanusiaannya dan dapat merasakan segala hal seperti manusia.
Pada intinya, kalimat-kalimat personifikasi digunakan untuk memperkuat suatu kondisi atau keadaan dengan menggunakan benda mati yang seolah-olah hidup dan mampu melakukan hal-hal seperti manusia.
Benda mati yang banyak digunakan dalam majas ini antara lain: tunbuhan, air, angin, batu, hewan, dll.
Majas ini banyak digunakan dalam pembuatan karya sastra. Jika kita merupakan salah satu penggemar karya sastra, pasti kita akan menemukan contoh-contoh majas tersebut dalam novel-nover terkenal.
Misalnya Bumi karya Tere Liye, Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, dan novel lain hasil karya penulis Indonesia yang terkenal. Selain novel, majas jenis ini juga banyak ditemui pada syair lagu, ungkapan sehari-hari, atau puisi.
Ciri-ciri Majas Personifikasi
Ada beberapa ciri-ciri utama dari majas ini. Ciri-ciri inilah yang membedakan majas ini dengan jenis majas yang lain, diantaranya adalah:
1. Digunakan untuk Benda
Ciri utama dari majas personifikasi adalah majas ini digunakan pada benda tidak bergerak atau benda mati yang kemudian diberi sifat yang menyerupai sifat manusia.
2. Membandingkan
Majas ini menggunakan gaya bahasa perbandingan dimana benda mati dibandingkan dengan manusia karena memiliki sifat yang sama.
Fungsi Majas Personifikasi
1. Memberikan Gambaran
Kegunaan utama dari majas ini adalah untuk memberikan suatu gambaran yang lebih jelas tentang situasi yang sedang dideskripsikan dengan memberikan tafsiran atau bayangan yang nyata atau konkret.
2. Memperindah Kalimat
Gaya bahasa personifikasi digunakan pada suatu percakapan atau penulisan dengan maksud agar kalimat yang disampaikan menjadi lebih menarik.
3. Melebih-lebihkan
Majas ini juga digunakan untuk menimbulkan kesan atau anggapan melebih-lebihkan benda mati yang dimaksud.
Contoh Penggunaan Majas Personifikasi
Contoh 1:
Pohon kelapa di depan rumah berbisik-bisik tertiup angin malam.
Pada kalimat ini, pohon kelapa diibaratkan sebagai benda hidup karena mampu berbisik-bisik layaknya manusia.
Contoh 2:
Aku selalu menunggu alarm jamku bernyanyi setiap pagi untuk membangunkanku.
Kalimat kedua ini juga merupakan salah satu contoh penggunaan gaya bahasa personifikasi karena alarm dianggap bernyanyi untuk membangunkan tidur seseorang.
Contoh 3:
Banjir bandang itu menyapu bersih semua yang dilewatinya.
Tidakan menyapu merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh manusia. Jadi kalimat diatas merupakan contoh majas personifikasi.
Contoh 4:
Sepasang mata boneka itu bersinar tajam menatapku di gelapnya malam.
Kalimat ini merupakan contoh penggunaan majas ini juga. Mata manusialah yang bersinar tapi disini diibaratkan mata boneka bisa bersinar seperti mata manusia.
Contoh 5:
Lonceng sekolah memberitahu para siswa untuk segera masuk ke kelasnya masing-masing.
Kalimat ini termasuk gaya bahasa personifikasi, dengan ditandainya pilihan kata memberitahu yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Beberapa contoh kalimat lainnya yang menggunakan majas/gaya bahasa personifikasi:
- Padi menunduk untuk mengucapkan selamat pagi.
- Pada kalimat ini, padi diibaratkan sebagai manusia yang dapat menunduk dan mengucapkan salam.
- Malam ini aku dipeluk oleh dinginnya kemarau yang bermulut sepi.
Kalimat ini juga disebut sebagai personifikasi dengan adanya kata dipeluk dimana tindakan ini biasanya dilakukan oleh manusia, tapi disini diibaratkan dingin kemarau bisa memeluk.
Ranting-ranting pohon ikut menari bersama dengan alunan gendang dari pesta malam ini
Kata menari adalah suatu tindakan yang biasanya dilakukan manusia, jadi kalimat diatas juga tergolong sebagai majas personifikasi.
Selain digunakan pada kalimat, gaya bahasa personifikasi juga bisa diterapkan pada penulisan syair lagu.
Tujuannya tentu saja untuk membuat lagu tersebut menjadi lebih menarik. Berikut beberapa syair lagu yang menggunakan majas ini.
Kumpulan Lagu dan Puisi dengan Majas Personifikasi
Lirik 1: Walau dunia menolak ku tak takut
Tetap ku katakan ku cinta dirimu (Judika – Mama Papa Larang)
Lirik lagu diatas menggunakan majas personifikasi dengan dipilihnya kata menolak sehingga dunia bertindak seperti manusia.
Lirik 2: Coba kita tanya pada rumput yang bergoyang (Ebiet G. Ade – Berita kepada kawan)
Lirik lagu ini menggunakan majas personifikasi, dilihat dari penggunaan kata bergoyang dimana kata kerja ini sering digunakan oleh manusia.
Contoh penggunaan majas personifikasi banyak ditemui pada puisi. Beberapa contoh majas personifikasi pada puisi antara lain:
1. Sajak Matahari oleh W. S. Rendra
“Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala”
2. Ibu oleh Kahlil Gibran
“Matahari tak akan pernah meninggalkan bumi
sampai malam merebahkannya dalam lentera ombak,
syahdu tembang beburungan dan sesungaian”
3. Burung Pipit oleh Chairil Anwar
“Burung pipit kecilku
hapuslah rasa curigamu padaku
walau aku hanya menjadi persinggahan sesaat
tak akan ku tahan kau untuk diam ditempat”
Dalam puisi, banyak sekali ditemui majas personifikasi. Penyair sering mengibaratkan suatu benda melakukan tindakan atau bertingkah laku seperti manusia.
Dengan melebih-lebihkan sesuatu, puisi yang dibuat akan kelihatan lebih hidup dan lebih menarik untuk dibaca.
Kesimpulan
Banyak sekali penggunaan majas personifikasi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah kita tahu definisi, ciri-ciri, fungsi dan contoh majas/gaya bahasa personifikasi, kita bisa mulai menganalisa dan mengidentifikasi kalimat-kalimat yang menggunakan majas tersebut.
Kita juga bisa mencoba membuat contoh kalimat sendiri untuk mengetahui seberapa paham kita tentang kalimat dengan gaya bahasa personifikasi.